Sabtu, 22 Desember 2012

Kenali 10 Nyeri Perut Yang Berbahaya

Nyeri perut merupakan gejala yang sering membawa pasien datang ke unit gawat darurat dan merupakan keluhan utama yang paling sering ditemukan pada pasien dengan pembedahan pada kasus gangguan di daerah perut. Meski sebagian kasus tidak berbahaya tetapi sebagian kasus lain merupakan gangguan sal;uran cerna yang dapat menyebabkan komplikasi yang serius bahkan hingga kematian jika diagnosis dan terapi yang tepat terlambat diberikan. 
  1. Apendisitis akut (Radang Usus Buntu) Apendisitis akut adalah suatu radang yang timbul secara mendadak pada apendik dan merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering ditemui. Apendisitis akut merupakan radang bakteri yang dicetuskan berbagai faktor. Diantaranya hyperplasia jaringan limfe, fekalith, tumor apendiks dan cacing ascaris dapat juga menimbulkan penyumbatan. Insiden apendisitis akut lebih tinggi pada negara maju daripada Negara berkembang, namun dalam tiga sampai empat dasawarsa terakhir menurun secara bermakna, yaitu 100 kasus tiap 100.000 populasi mejadi 52 tiap 100.000 populasi. Kejadian ini mungkin disebabkan perubahan pola makan, yaitu Negara berkembang berubah menjadi makanan kurang serat. Menurut data epidemiologi apendisitis akut jarang terjadi pada balita, meningkat pada pubertas, dan mencapai puncaknya pada saat remaja dan awal 20-an, sedangkan angka ini menurun pada menjelang dewasa. Insiden apendisitis sama banyaknya antara wanita dan lakilaki pada masa prapuber, sedangkan pada masa remaja dan dewasa muda rationya menjadi 3:2, kemudian angka yang tinggi ini menurun pada pria.Gejala awal yang khas, yang merupakan gejala klasik apendisitis adalah nyeri samar (nyeri tumpul) di daerah epigastrium, di sekitar umbilikus atau periumbilikus. Keluhan ini biasanya disertai dengan rasa mual, bahkan terkadang muntah, dan pada umumnya nafsu makan menurun. Kemudian dalam beberapa jam, nyeri akan beralih ke kuadran kanan bawah, ke titik Mc Burney. Di titik ini nyeri terasa lebih tajam dan jelas  letaknya, sehingga merupakan nyeri somatik setempat. Namun terkadang, tidak dirasakan adanya nyeri di daerah epigastrium, tetapi terdapat konstipasi sehingga penderita merasa memerlukan obat pencahar. Tindakan ini dianggap berbahaya karena bisa mempermudah terjadinya perforasi. Terkadang apendisitis juga disertai dengan demam derajat rendah sekitar 37,5 – 38,5 derajat celcius. Pada anak-anak gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak mau makan. Seringkali anak tidak bisa menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam kemudian akan terjadi muntah-  muntah dan anak menjadi lemah dan letargik. Karena ketidakjelasan gejala ini, sering apendisitis diketahui setelah perforasi. Begitupun pada bayi, 80 – 90 % apendisitis baru diketahui setelah terjadi perforasi.
  2. Kolesistitis akut (Infeksi Kantung Empedu) Kolesistitis akut ditandai oleh adanya nyeri pada abdomen kuadran kanan atas, biasanya disertai demam ringan dan leukositosis. Sekitar 95% pasien yang menderita kolesistitis akut dianggap menderita obstruksi duktus sistikus karena batu empedu yang tersangkut. Nyeri disebabkan oleh distensi dan peradangan vesika biliaris. Tetapi dalam hewan percobaan, obstruksi akut duktus sistikus tidak perlu menyebabkan kolesistitis akut. bakteri yang dianggap hanya memainkan peranan kecil dalam stadium dini kolesistitis akut. Hanya 5% pasien penderita kolesistitis akut tanpa adanya batu empedu. Kolesistitis akalkulosa akut menyertai puasa lama dan lazim terlihat pada pasien dengan pemberian makan parenteral total. Gejala awal pada kebanyakan pasien kolesistitis akut adalah nyeri di kuadaran kanan atas yang bisa menjalar ke punggung. Mual dan muntah tampil dalam sekitar setengah pasien dan ikterus ringan telah dilaporkan dalam sekitar 10% pasien. Kebanyakan pasien mempunyai suhu tubuh dalam rentang 38 – 39 C, serta vesica biliaris dapat dipalpasi dalam sekitar sepertiga pasien. Biasanya terdapat defance muskuler dan tanda Murphy positif.  Biasanya terjadi leukositosis dengan hitung leukosit 12.000 sampai 15.000 dan bilirubin serum berkisar dari 2 sampai 4 mg per 100 ml. Penigkatan ringan bilirubin ini dianggap sekunder terhadap peradangan duktus koledokus. Mungkin terjadi peningkatan ringan alkali fosfatase.
  3. Pankreatits akut (Infeksi Pankreas) Pankreatitis akut ditandai dengan nyeri mendadak dimulai nyeri epigastrium, yang sering menjalar ke punggung dan disertai mual dan muntah. Etiologi dari pankreatitis akut adalah alkoholisme dan kolelitiasis. Khas amilase serum dan kemudian amilase urine meningkat. Proses patologis bisa menyebabkan serangan relatif ringan karena pankreatitis edematosa. Penyakit ini bisa memburuk dengan mulainya pankreatitis hemoragika, yang disertai dengan tingginya angka mortalitas dan morbiditas yang ditandai oleh pseudokista pankreas, abses dan asites pankreas. Pada pankreatitis edematosa yang lebih sering terjadi, pankreas dan jaringan retroperitoneum sekelilingnya diinfiltrasi dengan banyak cairan interstitial. Kehilangan cairan ini (jika tidak diganti) bisa begitu masif sehingga menyebabkan syok hipovolemik. Pankreatitis hemoragika yang lebih parah disertai oleh perdarahan ke dalam parenkim pankreas dan area retroperitoneum sekelilingnya. Bisa timbul nekrosis pankreas yang luas. Khas pasien menderita nyeri epigastrium parah setelah makan besar.
  4. Kehamilan ektopik (Kehamilan Di Luar Kandungan) Kehamilan ektopik merupakan kelainan ginekologi yang sering terjadi dan mungkin mengancam nyawa dengan keluhan utama nyeri abdomen. Ia harus dicurigai pada pasien apa pun dengan ketakteraturan haid, perdarahan per vaginam dan nyeri abdomen bawah seperti kram. Secara klasik perdarahan mendahului mulainya nyeri abdomen. Sering perdarahan mula-mula minimum tetapi bisa meningkat dengan berlalunya waktu. Kehamilan ektopik menyertai penggunaan alat kontrasepsi dalam rahim, riwayat penyakit perdarahan pelvis sebelumnya atau kehamilan tuba sebelumnya. Kematian pada pasein kehamilan ektopik terutama disebabkan oleh pecahnya tuba uterina. Pada awalnya timbul nyeri abdomen hebat dan dapat berlanjut menjadi perdarahan pada intraabdomen sehingga menyebabkan distensi dan hipotensi.
  5. Divertikulitis Divertikulitis merupakan radang akut dalam divertikel tanpa atau dengan perporasi. Biasanya radang disebabkan oleh retensi feses didalamnya. Tekanan tinggi didalam sigmoid yang berperan pada terjadinya divertikel juga berperan pada retensi isi usus dalam divertikel. Perporasi akibat divertikulitis menyebabkan peridivertikulitis terbatas, abses, atau peritonitis generalisata. Abses mungkin mengalami resorpsi atau meluas menjadi besar. Kadang abses menembus ke rongga peritoneum yang menyebabkan peritonitis generalisata dalam lumen usus atau kandung kemih. Obstruksi kronik dapat timbul karena fibrosis.
    Gejala klinis peritonitis lokal pada divertikulitis mirip dengan appendisitis akut, tetapi tempatnya berbeda. Serangan akut berupa nyeri lokal kiri bawah atau suprapubik.
  6. Penyakit peradangan pelvis (Pelvic Inflamatory Disease) Penyakit peradangan pelvis dan salpingitis khas timbul pada wainta dengan gejala nyeri abdomen bawah difus dan demam tinggi. Suhu tubuh meningkat dalam penyakit bedah umum, tetapi bisa meningkat hingga 39,5 C – 40,0 C pada pasien peradangan pelvis. Nyeri dan demam penyakit peradangan pelvis secara klasik timbul selama atau tepat setelah masa haid, suatu fakta yang kadang-kadang bermanfaat dalam membedakan penyakit peradangan pelvis dari appendisitis. Pasien penyakit peradangan pelvis bisa mempunyai riwayat salpingitis atau sekret vagina sebelumnya.7
  7. Perporasi ulkus peptikum Perporasi atau pecahnya saluran cerna menyebabkan nyeri perut hebat bagian atas secara mendadak. Sreing pasien mengingat mulai nyeri secara tepat. Perporasi traktus gastrointestinalis yang sering terjadi adalah akibat perporasi ulkus peptikum dan perporasi ulkus ventrikuli. Pasien bisa mempunyai gejala penyakit ulkus peptikum kronik sebelumnya, tetapi pada beberapa pasien lain perporasi akut bisa manifestasi pertama kelainan ini. Peritonitis kimiawi disebabkan oleh kebocoran isi duodenum dan/atau lambung. Terjadi pencurahan cairan dari peritoneum. Umumnya ada cukup asam dari lambung, sehingga peritonitis bakterialis tidak berkembang sampai lanjut. Tetapi peritonitis kimiawi awal menyebabkan nyeri demikian parah, sehingga biasanya pasien berbaring tenang dengan lutut fleksi.7
    umumnya pasien mengeluh nyeri tekan epigastrium dan spasme otot tak involunter. Khas ia telah digambarkan sebagai rigiditas seperti papan. Bunyi peristaltik berkurang dan demam umumnya ringan. Pada sekitar sepertiga pasien, mulainya nyeri tidak dramatis dan mungkin menyebabkan kelambatan dalam diagnosis.             
  8. Obstruksi usus Obstruksi dapat timbul di tempat mana pun sepanjang saluran cerna, tetapi kita akan kuatir sendiri dengan obstruksi usus besar dan halus. Sebagai patokan utama, lebih proksimal tingkat obstruksi, maka lebih akut gejala yang timbul. Obstruksi tingkat tinggi dalam usus halus disertai dengan akutnya mulai nyeri abdomen parah seperti kolik dan sering disertai dengan beberapa episode muntah. Dalam obstruksi usus besar, mulainya gejala relatif menahun. Gejala obstruksi usus tidak statis. Obstruksi dapat menyebabkan iskemia yang diikuti oleh perporasi dan kolaps vaskuler iskemik.  Obstruksi usus relatif jarang terjadi pada masa bayi, atresia dan stenosis usus merupakan penyebab tersering pada neonatus dan intusepsi mulai meningkat pada bayi hingga menderkati usia prasekolah. Obstruksi usus halus pada dewasa sering terjadi akibat perlengketan pasca bedah dan hernia inguinalis inkarserata. Penyebab obstruksi usus besar yang sering terjadi dewasa adalah karsinoma, divertikulum dan obstipasi. Khas mulainya nyeri pada obstruksi usus halus relatif akut, sedangkan dalam obstruksi usus besar, nyeri dimulai lebih lambat. Distribusi nyeri dalam obstruksi usus halus pada epigastrium atau periumbilikus, sedangkan dalam obstruksi usus besar, nyeri tersering digambarkan dalam hypogastrium. Khas obstruksi tampil bersama bersama nyeri episodik kolik yang sering diperhebat oleh inspirasi dalam.  Muntah khas obstruksi khas usus. Kadang-kadang ia mempunyai endapan dan harus selalu memperhatikan hubungan mulainya nyeri dengan mulainya muntah. Pasien harus ditanyakan tentang konstipasi, obstipasi dan pengeluaran flatus belakangan ini. Riwayat melena atau tinja berwarna darah menggambarkan karsinoma sebagai sebab obstruksi usus besar. Pasien harus ditanyakan tentang episode nyeri sebelumnya yang sama dengan episode belakangan ini. Pasien bisa memberikan riwayat khas penyakit divertikulum sebelumnya yang menggambarkan dasar obstruksi saat ini. Di samping itu, seharusnya mendapatkan riwayat operasi sebelumnya atau penggunaan obat psikotropik. Obstruksi usus tampil dengan nyeri episodik. Sering pasien nyaman diantara episode nyeri. Nyeri menetap pada obstruksi menunjukkan adanya strangulasi dan perporasi mengancam. Sewaktu mengevaluasi pasien obstruksi usus, maka dilakukan auskultasi sebelum palpasi atau perkusi. Dokter mendengarkan bunyi usus selama beberapa menit. Pada obstruksi, akan terdengar bunyi usus hiperaktif dengan dorongan dan bernada tinggi. Palpasi lembut atas abdomen akut pada pasien obstruksi usus menunjukkan distensi dan nyeri tekan dalam derajat bervariasi. Penting agar semua yang mungkin tempat hernia dipalpasi tekun untuk menyingkirkan penyebab obstruksi yang lazim. Perkusi lembut abdomen pada pasien obstruksi dapat ditemukan hiperresonansi. Pemeriksaan rektum sangat penting dalam semua pasien yang dievaluasi untuk obstruksi usus. Sering tersangkutnya tinja merupakan sebab obstruksi pada orang tua atau pasien yang dirawat inap. Darah makroskopik atau positivitas guaiak pada pasien yang sedang dievaluasi untuk obstruksi usus besar sesuai dengan adanya karsinoma rektum. Tak jarang mampu mempalpasi karsinoma rektum yang menyummbat pada pemeriksaan rektum.
  9. Urolitiasis (Batu Saluran Kemih) Batu dalam saluran kencing suatu sebab nyeri abdomen dan flank. Biasanya batu terbentuk di dalam pelvis renalis dan gejala timbul denga lewatnya batu ke dalam ureter atau sebagai akibat infeksi. Dehidrasi kronik suatu sebab penting pembentukan batu dan bisa bertanggung jawab untuk tingginya insidens urolitiasis dalam iklim tropis atau pada pasien daire kronik. Sering pasien mempunyai riwayat penyakit dahulu atau penyakit keluarga pembentukan batu.
    Gejala awal urolitiasis merupakan nyeri flank unilateral yang cepat menjadi menyiksa. Nyeri seperti kram dimulai di sisi tubuh atau punggung serta bisa menjalar ke bagian bawah abdomen, genitalia atau sisi dalam paha. Karena batu progresif ke distal di dalam traktus urinarius, maka nyeri bisa juga berlanjut. Migrasi nyeri yang khas ini khas untuk urolitiasis dan bisa membantu membedakan nyeri dari sebab lain nyeri abdomen.
  10. Iskemia mesentrika akut Ada empat sebab utama iskemia mesentrika akut, yaitu embolisasi, penyakit nonoklusif, trombosis arteri  dan trombosis vena. Sembilan puluh delapan persen pasien iskemia mesentrika akut tampil dengan nyeri abdomen hebat. Gejala yang sering muncul antara lain adalah mual, muntah, diare dan perdarahan gastrointestinalis. Terlalu sering diagnosis iskemia mesentrika akut ditegakkan terlambat, sehingga keseluruhan usus halus telah infark pada waktu pasien mencapai rumah sakit. Dengan diagnosis dan terapi bedah dini, mungkin dapat menyelamatkan yang usus iskemik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar